dasar perlindungan tanaman
MAKALAH
DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
“ORTHOPTERA”
PENYUSUN:
1. MUSYAROFATUN
AMINAH (162310001)
2. TEGAR
TIYASTI (1623100)
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDY AGRIBISNIS
TAHUN AJARAN 2017/2018
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada allah swt.yang telah memberikan
rahmat serta hidayahnya sehingga kai dapat menyusun makalah ini tepat waktu dan
juga kasih sayangnya kepada penduduk bumi sehingga agama islam masih menjadi
pondasi yang kokoh dalam diri manusia.
Dalam pembuatan makalah ini dengan judul
“ORTHOPTERA” untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar perindungan tanaman. Semoga
bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penyusun makalah ini. Penyusunan
makalah ini tentunya masih jauh dari kata kesempurnaan oleh karena itu kai
mengharapkan saran dan kritik bagi pembaca.
Purworejo,
10 maret 2017
penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .
DAFTAR
ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . .
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 latar
belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . .
1.2 rumusan
masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .
1.3 tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB
II PEMBAHASAN
1. Pengertian
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. Karakteristik
orthoptera . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
3. Berbagai
sistem pada orthoptera . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4. Klasifikasi
ordo ortohoptera . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5. Manfaat
ordo orthoptera . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR
PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. .
LAMPIRAN
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . .
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Ordo Orthoptera termasuk dalam kelas
Insekta(serangga). Serangga merupakan hewan yang dominan di bumi ini, terdapat
dimana-mana baik di darat maupun dalam air.Dominasi dari serangga tersebut
disebabkan karena serangga mempunyai adaptasi yang tinggi terhadap
lingkungannya. Selain itu serangga memiliki waktu generasi yang singkat dan
berukuran kecil. Serangga terdiri atas ratusan ribu jenis, bentuknya sangat
bervariasi, ukurannya bermacam-macam mulai mulai dari yang mikroskopis sampai
yang makroskopis.
Dilihat dari kepentingannya bagi manusia, serangga
ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Manusia memperoleh manfaat dari
serangga dengan banyak cara seperti dihasilkannya madu, sutera, buah dan banyak
produk lainnya dari hasil penyerbukan tumbuhan yang dibantu oleh serangga.
Sebaliknya, banyak serangga yang berbahaya atau sebagai hama perusak. Serangga
selain merusak tanaman pertanian bisa pula merusak harta benda manusia,
termasuk rumah, pakaian, persediaan makanan, menghancurkan dan mencemarinya.
Ordo Orthoptera (serangga bersayap lurus) Ciri-ciri
ordo Orthoptera:
Memiliki
satu pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan sempit disebut tegmina. Sayap
belakang tipis berupa selaput. Sayap digunakan sebagai penggerak pada waktu
terbang, setelah meloncat dengan tungkai belakangnya yang lebih kuat dan
besar.Hewan jantan mengerik dengan menggunakan tungkai belakangnya pada ujung
sayap depan, untuk menarik betina atau mengusir saingannya. Hewan betinanya
mempunyai ovipositor pendek dan dapat digunakan untuk meletakkan telur. Tipe
mulutnya menggigit. Contoh dari Orthoptera:
- Belalang (Dissostura sp)
-
Belalang ranting (Bactrocoderma aculiferum)
-
Belalang sembah (Stagmomantis sp)
-
Kecoak (Blatta orientalis)
-
Gangsir tanah (Gryllotalpa sp)
-
Jangkrik (Gryllus sp)
Ordo Orthoptera kalau dahulu orang lebih cenderung
melihat kerusakan yang ditimbulkannya tetapi sekarang hewan jenis ini lebih
dilirik karena manfaat yang dapat diambil sebagai salah satu sumber protein hewan,
pakan hewan ternak,yang telah diteliti kandungan gizinya,sebagai obat dan
bahkan sudah dicoba melakukan penelitian untuk dijadikan sebagai hewan yang
dapat mendeteksi adanya bom. Untuk itulah penulis membahas tentang Ordo
Orthoptera.
BAB II.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Ordo Orthoptera merupakan satu kumpulan serangga
–serangga yang agak bervariasi, banyak dari serangga tersebut sangat umum dan
sangat terkenal, Kebanyakan dari mereka adalah pemakan tumbuh-tumbuhan, dan
beberapa dari serangga ini adalah hama-hama yang penting pada tanaman budidaya.
Beberapa adalah pemangsa, sedikit sebagai pemakan bahan organik yang membusuk
dan beberapa lagi sebagai omnivor.
2.
Karakteristik
Ordo Orthoptera
a. Memilki dua pasang sayap.Sayap depan lebih
sempit daripada sayap belakang dengan vena-vena menebal/ mengeras dan disebut
tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur.
Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan.
b. Alat-alat tambahan lain pada caput antara
lain : dua buah (sepasang) mata facet,
sepasang antene, serta tiga buah mata sederhana (occeli). Dua pasang
sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama
abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut tympanum. Spiralukum
yang merupakan alat pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen
maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen (segmen
terakhir abdomen).
c. Mulutnya bertipe penggigit dan penguyah
yang memiliki bagian-bagian labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan
masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan palpus
labialisnya.
d. Metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola)
dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur —> nimfa —> dewasa
(imago). Tidak memiiki fase pupa dan larva, telur menetas langsung menjadi
nimfa.
e. Pada umumnya merupakan serangga pemakan
tumbuh-tumbuhan, beberapa serangga ada yang bersifat predator atau
pemangsa dan ada juga yang omnivora.
f. Memiliki bentuk tubuh panjang dan tungkai
(femur) membesar yang teradaptasi untuk meloncat, antenna berbentuk benang
g. Hidup pada berbagai habitat diantaranya
pada kanopi atau tajuk pohon belukar dan lahan pertanian.
3.
Berbagai
sistem pada orthoptera
a. Sistem
Transpor
Belalang yang merupakan contoh dari Ordo Orthoptera
mempunyai alat transportasi berupa jantung pembuluh. Pada bagian jantung
pembuluh terdapat lubang-lubang kecil (ostium) yang mempunyai katup. Pada waktu
jantung pembuluh berdenyut ostium tertutup, darah mengalir ke depan melalui
aorta.Peredaran darah belalang hanya mengedarkan sari makanan dan mengambil
sisa metabolisme. Sedangkan pengedaran oksigen ke seluruh tubuh dan pengambilan
karbon dioksida dilakukan melalui sistem trakea.
b. Sistem Pernafasan
Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang
dimiliki oleh serangga dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada
lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel.
Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak
berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel mempunyai katup yang dikontrol
oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur.Pada
umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga
beristirahat.
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian
udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh
trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga
dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak
berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas.
Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini
mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan
(transportasi) pada vertebrata.
Mekanisme pernapasan pada serangga, misalnya
belalang, adalah sebagai berikut :Jika otot perut belalang berkontraksi maka
trakea mexrupih sehingga udara kaya COZ keluar. Sebaliknya, jika otot perut
belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan
udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara
di luar yang kaya 02 masuk ke trakea.
Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan
mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut C02 basil respirasi
untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya
berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.
c. Sistem Ekskresi
Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh
Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada vertebrata.
Pembuluh Malphigi berupa kumpulan benang halus yang berwarna putih kekuningan
dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus. Di samping pembuluh Malphigi,
serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi
yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada vertebrata.
Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan
harus memelihara konsentrasi air di dalam tubuhnya. Amonia yang diproduksinya
diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut asam urat. Asam urat
berbentuk kristal yang tidak larut.
Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan
usus belakang. Darah mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak
lewat bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen
diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali
biasanya secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke
usus halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat
diekskresikan lewat anus bersama dengan feses.
d. Sistem Saraf
Pada belalang
terlihat susunan saraf tangga tali dari simpul saraf yang disebut ganglia
(jamak dari ganglion).Ganglion merupakan pusat peogolah rangsang. Ada 3 macam ganglion :
·
Ganglion kepala, menerima urat saraf
yang berasal dari mata dan antena.
·
Ganglion di bawah kerongkongan, mengkoordinasi
aktivitas sensoris dan motoris rahang bawah (mandibula), rahang atas (maksila),
dan bibir bawah (labium).
·
Ganglion ruas-ruas badan berupa
serabut-serabut saraf yang menuju ruas-ruas dada,perut,dan alat-alat
tubuhyangberdekatan.
Ganglion bawah kerongkongan dan ganglion ruas-ruas
badan terletak dibawah saluran pencernaan.Pada serangga terdapat 2 benang saraf
yang membentang sejajar sepanjang tubuhnya dan menghubungkan ganglion satu
dengan ganglion yang lain.
e. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan makanan pada belalang terjadi di
mulut, kerongkongan, lambung depan, lambung otot, lambung kelenjar, usus dan
anus (dubur). Makanan dicerna secara mekanis di lambung otot dan secara kimiawi
di lambung kelenjar.
f. Sistem
reproduksi
Hemimetabola yaitu serangga yang mengalami
metamorfosis tidak sempurna. Ordo Orthoptera temasuk Hemimetabola. Dalam daur
hidupnya Hemimetabola, serangga mengalami tahapan perkembangan sebagai berikut:
Ø Telur
Ø Nimfa, ialah serangga muda yang mempunyai
sifat dan bentuk sama dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami
pergantian kulit.
Ø Imago (dewasa), ialah fase yang ditandai telah
berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan
serta sayapnya.
4.
Klasifikasi
Ordo Orthoptera
Ordo Orthoptera terbagi dalam dua subordo:
a. Subordo
Caelifera
Mempunyai antenna pendek, tarsi memiliki dua atau lebih sedikit ruas,
timpanum bila ada, terletak pada sisi-sisi ruas abdomen yang pertama.
Memiliki
dua familia yaitu:
1) Familia Acrididae
Disebut juga belalang bersungut panjang (long-horned
grasshoper) karena memiliki antenna lebih pendek dari panjang tubuhnya, tarsus
3 ruas, ovipositor pendek, dan alat pendengar (tympanum) terdapat pada sebelah
sisi dari ruas abdomen pertama. Kaki belakang lebih panjang dibandingkan dengan
kaki tengah dan kaki depannya. Kaki belakang berfungsi untuk meloncat. Belalang
jantan pada siang hari dapat mengeluarkan bunyi dengan cara menggesekkan femur
kaki belakang dengan sisi bawah dari sayap depan karena pada sisi dalam dari
femur kaki belakang terdapat semacam duri-duri atau dengan cara menggesekkan
sisi depan dari sayap belakang dengan sisi belakang dari sayap depan. Serangga
yang termasuk Acrididae pemakan tumbuh-tumbuhan atau herbivora.
Contohnya
:Locusta migratoria , Valanga nigricornis
b. Subordo Ensifera
Mempunyai antenna panjang dengan 3 atau 4 ruas,
tmpana bila ada terletak pada ujung atas tibia depan. Ovipositor panjang
berbentuk seperti pedang atau selindris.
Memiliki
5 familia yaitu:
1) Familia Tettigoniidae
Disebut juga belalang bersungut panjang (long-horned
grasshoper) karena mempunyai antenna panjang menyerupai rambut. Ada yang tidak
bersayap. Jika mempunyai sayap, sayap depan sebelah kiri biasanya menutupi tepi sayap depan sebelah
kanan. Biasanya sayap berwarna hijau. Serangga jantan dapat mengeluarkan bunyi
dengan cara menggesekkan sayap depan sesamanya. Serangga ini aktif dimalam
hari. Tarsus beruas 4, jika mempunyai alat pendengar maka alat pendengar
tersebut terdapat pada dasar tibia kaki depan. Serangga betina memiliki
ovipositor yang panjang, bentuknya pipih seperti pedang, sehingga serangga ini
sering disebut belalang pedang. Contoh: Tettigonia viridissima dan Microcentrum
rhombifolium.
2) Familia Gryllidae
Dalam familia ini tergolong beberapa jenis jangkrik.
Serangga ini mempunyai antenna yang panjang, tarsus tidak lebih dari 3 ruas, mempunyai
sepasang cercus yang panjang tidak beruas-ruas, ovipositor bentuknya silindris
atau menyerupai jarum. Serangga jantan dapat menghasilkan bunyi dengan cara
menggesekan sayap depan sesamanya dan serangga ini aktif malam hari.
Contohnya
:, Brchytrypes megacephalus dan Gryllus mitratus
3) Familia Gryllotalpidae
Contonya:
Gryllotalpa hexadactyla
Berwarna kecoklatan, kaki depan sangat melebar dan
kuat dan dapat digunakan untuk menggali. Mata tereduksi, ovipositor hilang, ada
yang bersayap, ada yang bersayap kerdil dan ada juga yang tidak bersayap.
Serangga ini hidup didalam lubang pada tanah yang lembab.
4) Familia Mantidae
Jenis serangga yang termasuk Mantidae isebut
belalang sembah, berupa serangga dengan ukuran sedang sampai besr. Bentuk tubuhnya
memanjang dan gerakkannya sangat lamban. Kepala kecil berbentuk segitiga dan
dapat bergerak dengan bebas, mempunyai
mata majemuk yang besar. Protoraks memanjang, kaki depan banyak mengalami
perubahan dan berfungsi untuk menangkap mangsa yang berupa serangga.
Contoh
: Mantis religiosa (belalang sembah)
5) Familia Blattidae
Terdiri atas serangga yang tergolong keco. Bentuk
tubuhnya lonjong dan pipih. Pronotum besar sehingga menutupi kepala, mempunyai
antenna yang panjang. Seranggga ini banyak terdapat di rumah, menyenangi tempat
yang gelap dan makan berbagai jenis makanan.
Contoh
: Blatta orientalis dan Periplaneta Americana
5. Manfaat Ordo Orthoptera
A.
Belalang.
Belalang kayu (Melanoplus cinereus) adalah serangga
berwarna hijau atau coklat berkaki belakang lebih panjang yang dipakai untuk
loncat yang termasuk ordo Orthoptera. Belalang sudah lama dikenal oleh manusia
sebagai santapan yang lezat, memberikan cita rasa nutty flavor bila di bakar
dan ditambah garam. Seratus gram belalang dewasa mengandung protein 23.6 gram,
lemak 6.1 gram, calsium 35.2 miligram dan 5 miligram besi. Menurut
Entomological Society of America, belalang merupakan sumber protein yang lebih
baik dibandingkan sapi, ayam, ataupun
babi. Dan yang tidak kalah pentingnya belalang mempunyai kadar kolesterol dan
lemak yang sangat rendah. Jadi tidak perlu merasa was was terkena sakit
jantung.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kusmaryani (2005), kadar protein tepung
belalang kayu (Melanoplus cinereus) lebih tinggi dibanding tepung udang windu
(Panaeneous monodon) dengan kadar masing-masing 17,922 dan 9,846 persen.
Beberapa bahan dasar makanan yang merupakan sumber protein juga dapat dibuat
tepung. Sebagai bahan baku berbagai olahan makanan, tepung memiliki beberapa
keistimewaan, antara lain rasa yang sama dengan bahan dasar pembuatnya, dapat
disimpan lama dan praktis dalam penggunaannya.
Belalang adalah binatang serangga yang bagi banyak
orang lebih sering di cap sebagai hama dan bukan bahan makanan bergizi apalagi
berprotein. Bahkan di beberapa daerah, mengkonsumsi belalang lebih identik
dengan kemiskinan rakyat di daerah tandus dan kering. Di beberapa negara,
seperti Zimbabwe dan Etiopia belalang
sudah menjadi makanan rakyat dengan mengolahnya menjadi tepung sebagai bahan
kue karena rasanya yang mirip dengan udang. Bahkan bagi banyak warga di negara
Afrika, belalang termasuk serangga yang penting sebagai sumber protein.
Belalang termasuk jenis hama yang banyak merusak
tanaman, karena ludahnya mengandung racun yang dapat merusak dedaunan. Belalang
termasuk hewan yang halal bagi umat Islam. Imam Bukhari dalam sebuah hadistnya
meriwayatkan bahwa Ibn Abi Awfi erkata, ”Kami melakukan tujuh kali penerangan
bersama Nabi SAW. Ketika itu kami makan belalang sepanjang jalan.” Sahabat Umar
RA berkata: ” Nabi SAW pernah mengungkapkan keinginanya untuk makan belalang
panggang.” Bahkan istri nabi SAW, keluarga dan para sahabatnya biasa saling
memberi hadiah belalang (Ash Marlyna, 2002).
Belalang biasa dimanfaatkan menjadi lauk-pauk bagi warga
yang tinggal di daerah kering, seperti Gunung Kidul. Namun tidak semua orang
bisa mengkonsumsinya karena alergi (gatal-gatal). Belalang darat biasa mencari
tempat yang keras dan memukul-mukulkan ekornya jika akan bertelor. Telurnya
berkhasiat untuk mengobati jerawat. Belalang bersifat panas dan kering,
konsumsi dalam jumlah banyak dapat melangsingkan tubuh. Belalang juga mempunyai
khasiat untuk mengobati berbagai penyakit, seperti sakit kuning, sesak nafas
karena batuk, setip/kejang dan infeksi sumsum tulang. Untuk mengobati sakit
kuning, dilakukan dengan menghirup asap pembakaran sepuluh ekor belalang. Sesak
nafas karena batuk dapat diobati dengan mengkonsumsi ramuan tepung belalang (5
ekor) yangg dicampur dengan 1 sendok
makan arak manis, setiap pagi dan sore (
Sri Haryanto, 2005).
B. Kecoak
Bagi sebagian besar orang, kecoa dianggap sebagai
indikator ketidakbersihan suatu tempat. Maka tak heran jika kecoa dianggap
binatang yang menjijikan. Kalaupun ada yang mencari dan ber(usaha
menjadi)sahabat dengan mereka hanyalah para peneliti yang berkepentingan
menelaah lebih jauh dari serangga tersebut.
Kecoa merupakan serangga tingkat tinggi yang
memiliki struktur syaraf hampir sama dengan lebah madu (Departemen Pertahanan
Amerika Serikat berhasil memanfaatkan lebah madu untuk mendeteksi keberadaan
bom). Selain itu kecoa juga memiliki susunan syaraf yang lebih kompleks dan
kemampuan memori yang lebih. Karena itulah kecoa bisa dilatih untuk mendeteksi
bom layaknya anjing yang sudah lazim dipergunakan selama ini.Mekanisme kecoa
dalam mendeteksi bom yang meliputi sifat fisiologis dan morfologis dilakukan
dengan merespon balik terhadap rangsangan berupa bom atau bahan peledak yang
diolah oleh organ olfaktory (pembau). Rangsangan akan ditangkap sel sensorik dan
diteruskan melalui sel motorik melalui ganglion-ganglion menuju mushroom body
dan diproses diotak untuk selanjutnya direspon.Bagian tubuh yang peka terhadap
rangsangan khususnya bahan kimia adalah antena, cerci (abdomen belakang) dan
maksila (bagian mulut). Dari ketiga bagian tubuh tersebut, antena yang memiliki
kepekaan paling tinggi terhadap partikel kimiawi yang terlepas diudara dari
bahan yang ada di bom. Adanya bom bisa diketahui dari gerakan antenanya.(
muchyidin-seputarkita.blogspot.com/2009)
Kecoa sering dianggap sebagai biangnya kuman
penyakit. Padahal serangga yang sebetulnya justru sangat higienis ini ternyata
mengandung senyawa kimia yang ampuh membasmi kuman-kuman super
(superbugs).Dikutip dari Telegraph, Minggu (5/9/2010), para ahli dari Nottingham
University mengungkap bahwa kecoa mempunyai lebih banyak manfaat dibanding
risiko kesehatan. Penelitian terbaru di kampus tersebut membuktikan bahwa
serangga ini mengandung senyawa mematikan untuk membunuh bakteri.Sampel
jaringan yang diambil dari otak dan sistem syaraf kecoa menunjukkan sedikitnya
ada 9 kandungan senyawa yang bersifat toksik atau beracun bagi bakteri. Senyawa
itu bahkan diklaim mampu membunuh hingga 90 persen bakteri super termasuk
Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dan Escherichia
coli.Bakter-bakteri super itu tengah menjadi ancaman serius bagi dunia
kesehatan pada umumnya, sebab kemampuan bermutasi membuatnya makin kebal
terhadap antibiotik yang ada saat itu. Padahal pengembangan antibiotik baru
tidak selalu mudah, sebab kadang-kadang efek sampingnya justru membahayakan
pasien.
Namun dari 9 senyawa yang ditemukan pada kecoa dan
beberapa spesies serangga lain termasuk belalang, para peneliti tidak menemukan
efek samping yang serius bagi manusia. Oleh karena itu temuan ini dinilai telah
memberikan harapan baru dalam upaya mengendalikan pertumbuhan dan penyebaran
bakteri super.Temuan ini juga sekaligus memperbaiki citra kecoa sebagai
serangga yang selalu diidentikkan dengan lingkungan kotor. Padahal meski hidup
di tempat sampah dan saluran pembuangan limbah, kecoa termasuk binatang paling
higienis karena rajin membersihkan diri seperti halnya kucing.
Beberapa penelitian menunjukkan, bakteri jauh lebih
suka hidup di kulit manusia dibandingkan di permukaan tubuh kecoa. Karena itu,
mengambil makanan tanpa cuci tangan sebenarnya sama joroknya dengan menyantap
makanan yang baru saja dilewati kecoa.
Kalaupun ada gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
kecoa, maka yang paling bertanggung jawab adalah kotorannya. Beberapa senyawa dalam
feses dan urin kecoa mengandung senyawa yang dapat memicu reaksi alergi bagi
sebagian orang, berupa ruam di kulit dan reaksi lain termasuk serangan asma.
(Diposkan oleh "Servire cum Virtute Spiritus Sancti")
C. Jangkrik
Jangkrik adalah serangga kecil yang rajin bernyanyi,
terutama pada malam hari sehabis hujan. Suaranya yang nyaring menimbulkan
sensasi tersendiri seolah membawa kita untuk melawat kembali ke jaman ketika
negeri kita terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil. Suara jangkrik akan semakin
keras dengan naiknya suhu di sekitarnya.
Seiring dengan bertambahnya waktu, keberadaan
jangkrik semakin terdesak dan sulit didapat karena habitat hidupnya semakin
sempit. Saat ini orang ramai memelihara jangkrik bukan saja untuk didengarkan
keindahan suaranya tetapi untuk keperluan ekonomi, karena harga jualnya yang
semakin meningkat. Menurut informasi yang didapat harga per kilogramnya adalah
Rp. 30.000,-.
Jangkrik hasil budidaya, biasanya digunakan untuk
keperluan pakan ikan, burung atau hewan peliharaan lainnya sedangkan untuk
konsumsi biasanya diolah dulu menjadi kue kering atau cukup dengan digoreng
saja.
Kandungan
dan Manfaat
Jangkrik mengandung 105,49 ppm hormon progesteron
dan 259,535 hormon esterogen. hormon itu diketahui baik untuk membangun
vitalitas perempuan. Misalnya, bermanfaat untuk pertumbuhan sekunder serta
kesuburan, di samping bisa mengurangi rasa nyeri saat menopause dan membuat
siklus menstruasi lancar.
Jangkrik juga menghasilkan sumber energi 4,87 kalori
per gram, jauh di atas bahan makanan lainnya, data penelitian menyebutkan
jangkrik memiliki senyawa kimia seperti asam amino yang dibutuhkan untuk proses
pembentukan sel. Selain itu, jangkrik juga mengandung glutation (GSH) dan
berfungsi sebagai antioksidan alami pada tubuh manusia.
Kandungan
proteinnya yang mencapai 57,32 persen (sesuai penelitian Fakultas Peternakan
Universitas Jenderal Sudirman Purwokerto) membuat jangkrik layak untuk
dikonsumsi manusia
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Karakteristik Ordo Orthoptera yaitu :
Ø Memilki
dua pasang sayap.
Ø Alat-alat
tambahan lain pada caput antara lain : dua buah (sepasang) mata facet, sepasang
antene, serta tiga buah mata sederhana (occeli).
Ø Mulutnya bertipe penggigit dan penguyah.
Ø Metamorfosis
tidak sempurna (hemimetabola).
Ø Pada umumnya merupakan serangga pemakan
tumbuh-tumbuhan, beberapa serangga ada yang bersifat predator atau pemangsa.
2. Klasifikasi Ordo Orthoptera
Ordo Orthoptera terbagi dalam dua
subordo:
a. Subordo Caelifera
1) Familia Acrididae
b. Subordo Ensifera
1) Familia Tettigoniidae
2) Familia Gryllidae
3) Familia Gryllotalpidae
4) Familia Mantidae
5) Familia Blattidae
3. Manfaat dari Ordo Orthoptera
a. Sebagai sumber protein hewani
b. Pakan hewan ternak
c. Mengendalikan pertumbuhan dan penyebaran
bakteri(antibiotik)
C. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penunjang
pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekeliruan, maka kami
membutuhkan kritikan dan saran dari semua pihak baik dari teman-teman maupun
dosen selalu pembimbing mata kuliah dasar perlindungan tanaman guna untuk
penyusunan laporan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.http://en.wikipedia.org/wiki/Orthoptera
diakses 23 November 2010
Otang,
Hidayat. 2004 Dasar-dasar Entomologi JICA. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia
Partosoedjono
Soetiyono.1992.Pengenalan Pelajaran Serangga.Gajah mada University Press
Zulyusri.
2005. Buku ajar pengantar entomologi. Padang: Universitas Negeri Padang
Komentar
Posting Komentar